Bercerita tentang kesederhanaan hidup

Rabu, 16 September 2015

ASAP

20.17 Posted by hamzah ramadhan No comments
Kabut asap sore ini masih saja pekat. Matahari sejak siang tadi belum menampakkan dirinya secara gagah berani. Bukan karena ia sedang bercengkrama bersama awan seperti biasanya. Tapi ini semua karena asap. Sudah hampir satu bulan kota di mana sungai Musi mengalir ini dikelilingi oleh asap. Entah itu asap kiriman atau memang hasil karya masyarakat yang hobi merokok atau kebut-kebutan dengan knalpot modifikasi yang kerjaannya bikin ibu-ibu latah karena kaget dengar suaranya. Helikopter juga sempat beberapa kali melintas bolak-balik membawa kantong air untuk memadamkan titik  api yang ada. Tapi berulang kali pula titik api tersebut hidup kembali. Apa mungkin pemerintah menyewakan lahan di Indonesia untuk tempat latihan si manusia api Fantastic Four. Suudzon mulu nih.

Sudah berbagai macam solusi yang coba dikerjakan oleh pemerintah kita. Masa iya kita suudzon mulu. Kan gak bagus ya kesannya. Minggu yang lalu, pemerintah
setempat memutuskan untuk meliburkan kegiatan belajar mengajar di sekolah. Alasannya demi menjaga kesehatan para siswa dari serangan ISPA akibat menghirup asap yang tak sehat. Murid-murid gembira. Guru-guru begitu pula. Honorer masih belum jelas kabarnya pasca di php in sama pemerintah pusat. Nah loh kok bahas ini.

Seminggu berlalu murid-murid yang diliburkan sekolah ternyata masih kedapatan main sepeda di pagi hari, atau sekedar jogging sama kawan. Mumpung libur katanya. Jadi pada intinya upaya libur belum tepat sasaran. Yang ada malah murid-murid berharap libur diperpanjang dengan berdoa semoga asap masih tetap betah di Palembang.

Ada pula beberapa sekolah yang mengerjakan sholat istisqo. Sholat minta hujan. Hari Sabtu kemarin perusahaan tempatku mencari nafkah juga ikut mengadakan hal yang serupa. Belum lagi nanti hari Sabtu depan Dompet Dhuafa bekerja sama pemerintah kota Palembang akan mengadakan sholat istisqo akbar di Benteng Kuto Besak pinggir sungai Musi. Dengan harapan besar agar Allah berkenan menurunkan rahmatnya berupa hujan.

Kabut asap sudah jadi makanan sehari-hari buat kami yang tinggal di daerah Sumatera Selatan, khususnya Palembang. Dari tahun ke tahun asap selalu betah dan singgah barang sebulan atau dua bulan di sini. Semoga tahun ini asap itu bisa segera move on dan pindah ke tempat lain supaya bisa memulai hidup baru dengan bahagia

0 komentar: