Malam ini asap masih saja
memenuhi sebagian besar kota pempek. Konsentrasi partikel-partikel yang
terkandung dalam asap itu sendiri sudah masuk ke dalam kategori membahayakan. Dalam kondisi asap yang cukup pekat, aku menyempatkan waktu untuk bertemu dengan beberapa sahabatku di masa sekolah SMA di sela-sela rutinitas harian di hari favorit para siswa dan karyawan, hari
Senin. Suasana kafe malam ini cukup sepi. Mungkin banyak orang yang sudah terlalu
lelah menghabiskan energinya di tempat kerja. Atau mungkin juga mereka lebih
memilih untuk beristirahat di rumah saja daripada harus menghabiskan waktu,
uang, dan tenaga hanya sekedar ngobrol sambil menghirup asap di kafe pinggir jalan.
Kami mencari suasana kafe murah
meriah yang tak perlu keluar banyak rupiah, dan pilihan kami ternyata bukan
jatuh pada kafe, melainkan pada pusat jajanan kuliner nasi goreng kaki lima
seberang mall megah yang jadi ikon kota ini.
Banyak hal yang kami ceritakan,
mulai dari soal pekerjaan, kuliah, asmara, juga soal sejarah bangsa. Seperti itulah
masa muda. Mumpung masih bujangan, aku coba menikmati semua waktu kebersamaan bersama
teman yang mungkin akan sulit terealisasi apabila sudah berkeluarga. Beberapa dari
mereka sudah ada yang sukses dalam pendidikan, pekerjaan, asmara dan lain
sebagainya. Namun ada pula yang masih berjuang untuk mencapai kesuksesan
tersebut. Seperti halnya aku yang sedang berjuang untuk mencapai itu.
Mereka semua mengajarkanku
banyak hal untuk melewati masa-masa ini. Kami sedang berjuang bersama.
Beberapa dari kami mungkin saling menyanjung kelebihan satu sama lain. Ada yang
menganggap sudah bekerja itu enak, ada yang menganggap masih kuliah itu enak,
ada yang menganggap kerja sambil kuliah itu enak. Berbeda kepala, berbeda pula
soal selera. Tapi perbedaan itulah yang membuat obrolan di antara kami selalu
hangat, sehangat kopi yang terseduh sebagai
teman ngobrol. Tak pernah ingat waktu, bahkan ketika mata mulai memaksa untuk
istirahat, masih ada saja hal seru untuk dibahas. Seperti inilah indahnya
perbedaan. Kita mampu menyatukan jalan ceritanya secara beriringan meskipun tak
bisa dilebur menjadi sebuah kesatuan. Jalan yang kami lalui memang berbeda
jalur, namun tetap sama tujuannya. Mencapai puncak.
Karena setiap pertemuan itu
berharga, maka tak peduli esok kuliah pagi, kerja pagi, atau kudu berangkat
mengejar pesawat yang berangkat pagi-pagi pula, kami masih tetap menjaga
kualitas pertemuan tersebut agar meninggalkan kesan bermakna untuk jadi
pengingat dan menjadi sebuah rindu akan pertemuan selanjutnya. Kami selalu
percaya bahwa :
Hasil yang baik selalu diawali dengan proses yang baik, namun tidak semua proses yang baik akan mendapatkan hasil yang terbaik.
29 September 2015 tengah malam
0 komentar:
Posting Komentar