Bercerita tentang kesederhanaan hidup

Sabtu, 17 Oktober 2015

Hijrah itu Perjalanan Menggapai Keberkahan

01.28 Posted by hamzah ramadhan , No comments

Akhirnya hari pun berganti. Tidak sabar rasanya jemari menari. Berceloteh ringan tanpa suara lewat rangkaian kalimat sakti pengantar ke alam mimpi. Sebenarnya bukan karena sedang banyak inspirasi aku rela menunggu hari ini berganti. Alasannya hanya karena aku tidak ingin memposting lebih dari satu tulisan di blog ini setiap harinya. Malu sama diri sendiri. Mengetik tulisan untuk blog dibela-belain setengah mati, eh pas giliran mengerjakan tugas kuliah dibela-belain ngerjain setengah hari.

Hari ini sudah masuk tanggal 4 Muharram. Masih hangat untuk membahas seputar hijrah. Karena tadi malam, kami baru saja melepas salah seorang sahabatku untuk hijrah menggarap lahan dakwah yang baru. Setelah beberapa dari sahabatku sudah mengalami proses hijrah serupa di lahan dakwah yang berbeda. Allah Maha Mengetahui kapasitas keilmuan dan keimanan hamba-Nya. Maka dari itu diberikanlah tantangan baru kepada mereka satu persatu.

Seperti halnya masa awal dakwah yang dialami oleh Rasulullah dahulu. Diutuslah para dai terbaik untuk menyebarkan Islam ke seluruh jazirah Arab. Mulai dari Yastrib, Habasyah, Syam, Nejed dan lain sebagainya. Ditugaskan dai terbaik dengan kemampuan diplomasi ulung serta kecakapan tilawah yang membuat pendengarnya ikut merasakan syahdu oleh keagungan kalam-kalam Allah yang dibaca dengan merdu. Hingga terpilihlah Yastrib yang kini kita kenal dengan Madinah sebagai tujuan hijrah Rasul dan para sahabatnya. Hingga terbentuklah kaum anshor yang begitu totalitas mencintai dan menyambut Rasul dengan penuh kebahagiaan meski sebelumnya belum pernah bertatap muka. Itu semua tercipta berkat pertolongan Allah yang membantu para dai dalam perjalanan hijrahnya.

Perjuangan hijrah itu tak berhenti ketika Rasulullah pindah dari Mekkah ke Madinah. Justru setelah hijrah, ada begitu banyak jihad yang harus dilewati oleh Rasulullah bersama para sahabatnya. Ujian keimanan bukan makin mengendur. Semua aturan mengenai tata cara kehidupan dalam Islam makin ketat dan diatur sedemikian detil oleh Allah melalui kalam-kalamNya. Coba bandingkan kandungan isi surat dalam Al Quran yang diturunkan di Mekkah dan Madinah. Di sana akan kita temukan hampir keseluruhan ayat yang diturunkan di Madinah berisi seputar hukum-hukum Allah yang mengatur semua aspek kehidupan. Ayatnya pun panjang-panjang. Para sahabat membutuhkan waktu lebih lama untuk menghafalkan ayat-ayat tersebut dibandingkan ayat-ayat yang turun di Mekkah yang notabene lebih sedikit jumlahnya.

Ujian sesungguhnya baru akan dimulai pasca hijrah itu. Karena hijrah itu diibaratkan sebuah persyaratan administrasi yang harus dilalui seorang pelamar kerja untuk mencapai tahap tes selanjutnya. Maka bicara soal hijrah, kita akan berbicara mengenai proses perjalanan menggapai keberkahan di dalamnya. Dan proses itu tidak akan pernah berhenti kawan. Tidak akan pernah mengizinkanmu untuk beristirahat meskipun sejenak. Karena sebaik-baiknya tempat istirahat seorang muslim yang berhijrah adalah syurga firdaus yang indah.

Perjuangan sahabat-sahabatku sudah beberapa level di atasku, sementara aku saat ini masih harus berjuang dalam melawan diri sendiri dan hawa nafsu. Ketika mereka sudah berbicara dakwah profesi, maka aku hanya bisa menyimak dan mendoakan mereka agar Allah senantiasa memberikan bimbingan dan petunjuk untuk istiqomah berada dalam jalan ini. Jalan di mana para pencinta bertemu, berkumpul, dan berpisah semata-mata karena Allah Yang Maha Tinggi.

Tulisan ini tak terlalu bermanfaat untuk aku bagikan saat ini. Aku hanya berharap, suatu saat nanti, ketika kita tak diizinkan Allah bertemu raga, paling tidak kita pernah terikat dalam satu ikatan hati. Dan semoga Allah mengizinkan kalian membaca tulisan ini sekali lagi, kemudian terbesitlah ingatan bagaimana perjuangan Mushab bin Umair dalam berhijrah seorang diri. Menuju negeri antah berantah, dengan Allah dan Rasul-Nya sebagai saksi, dengan Al Quran sebagai petunjuk, dan Jihad di jalan Allah sebagai bahan bakar yang tak pernah habis.

Selamat berjuang di lahan jihad yang baru saudaraku. Semoga Allah masih menjaga kita semua untuk tetap istiqomah di Jalan-Nya.


0 komentar: