Akhirnya hari pun berganti. Tidak
sabar rasanya jemari menari. Berceloteh ringan tanpa suara lewat rangkaian
kalimat sakti pengantar ke alam mimpi. Sebenarnya bukan karena sedang banyak
inspirasi aku rela menunggu hari ini berganti. Alasannya hanya karena aku tidak
ingin memposting lebih dari satu tulisan di blog ini setiap harinya. Malu sama
diri sendiri. Mengetik tulisan untuk blog dibela-belain setengah mati, eh pas
giliran mengerjakan tugas kuliah dibela-belain ngerjain setengah hari.
Hari ini sudah masuk tanggal 4
Muharram. Masih hangat untuk membahas seputar hijrah. Karena tadi malam, kami
baru saja melepas salah seorang sahabatku untuk hijrah menggarap lahan dakwah
yang baru. Setelah beberapa dari sahabatku sudah mengalami proses hijrah serupa
di lahan dakwah yang berbeda. Allah Maha Mengetahui kapasitas keilmuan dan
keimanan hamba-Nya. Maka dari itu diberikanlah tantangan baru kepada mereka
satu persatu.
Seperti halnya masa awal dakwah
yang dialami oleh Rasulullah dahulu. Diutuslah para dai terbaik untuk
menyebarkan Islam ke seluruh jazirah Arab. Mulai dari Yastrib, Habasyah, Syam,
Nejed dan lain sebagainya. Ditugaskan dai terbaik dengan kemampuan diplomasi
ulung serta kecakapan tilawah yang membuat pendengarnya ikut merasakan syahdu
oleh keagungan kalam-kalam Allah yang dibaca dengan merdu. Hingga terpilihlah Yastrib yang kini kita kenal dengan Madinah sebagai tujuan hijrah Rasul dan para sahabatnya. Hingga terbentuklah
kaum anshor yang begitu totalitas mencintai dan menyambut Rasul dengan penuh kebahagiaan meski sebelumnya belum pernah bertatap muka. Itu semua tercipta berkat
pertolongan Allah yang membantu para dai dalam perjalanan hijrahnya.
Perjuangan hijrah itu tak berhenti
ketika Rasulullah pindah dari Mekkah ke Madinah. Justru setelah hijrah, ada begitu banyak jihad yang harus dilewati oleh Rasulullah bersama para sahabatnya. Ujian keimanan
bukan makin mengendur. Semua aturan mengenai tata cara kehidupan dalam Islam
makin ketat dan diatur sedemikian detil oleh Allah melalui kalam-kalamNya. Coba
bandingkan kandungan isi surat dalam Al Quran yang diturunkan di Mekkah dan
Madinah. Di sana akan kita temukan hampir keseluruhan ayat yang diturunkan di
Madinah berisi seputar hukum-hukum Allah yang mengatur semua aspek kehidupan. Ayatnya
pun panjang-panjang. Para sahabat membutuhkan waktu lebih lama untuk
menghafalkan ayat-ayat tersebut dibandingkan ayat-ayat yang turun di Mekkah
yang notabene lebih sedikit jumlahnya.
Ujian sesungguhnya baru akan
dimulai pasca hijrah itu. Karena hijrah itu diibaratkan sebuah persyaratan
administrasi yang harus dilalui seorang pelamar kerja untuk mencapai tahap tes
selanjutnya. Maka bicara soal hijrah, kita akan berbicara mengenai proses
perjalanan menggapai keberkahan di dalamnya. Dan proses itu tidak akan pernah
berhenti kawan. Tidak akan pernah mengizinkanmu untuk beristirahat meskipun
sejenak. Karena sebaik-baiknya tempat istirahat seorang muslim yang berhijrah
adalah syurga firdaus yang indah.
Perjuangan sahabat-sahabatku
sudah beberapa level di atasku, sementara aku saat ini masih harus berjuang dalam melawan
diri sendiri dan hawa nafsu. Ketika mereka sudah berbicara dakwah profesi, maka
aku hanya bisa menyimak dan mendoakan mereka agar Allah senantiasa memberikan
bimbingan dan petunjuk untuk istiqomah berada dalam jalan ini. Jalan di mana para
pencinta bertemu, berkumpul, dan berpisah semata-mata karena Allah Yang Maha
Tinggi.
Tulisan ini tak terlalu bermanfaat
untuk aku bagikan saat ini. Aku hanya berharap, suatu saat nanti, ketika kita
tak diizinkan Allah bertemu raga, paling tidak kita pernah terikat dalam satu
ikatan hati. Dan semoga Allah mengizinkan kalian membaca tulisan ini sekali
lagi, kemudian terbesitlah ingatan bagaimana perjuangan Mushab bin Umair dalam berhijrah seorang
diri. Menuju negeri antah berantah, dengan Allah dan Rasul-Nya sebagai saksi,
dengan Al Quran sebagai petunjuk, dan Jihad di jalan Allah sebagai bahan bakar
yang tak pernah habis.
Selamat berjuang di lahan jihad
yang baru saudaraku. Semoga Allah masih menjaga kita semua untuk tetap
istiqomah di Jalan-Nya.
0 komentar:
Posting Komentar