Bercerita tentang kesederhanaan hidup

Jumat, 05 Februari 2016

Energi Pagi

05.29 Posted by hamzah ramadhan No comments



Pagi selalu menyajikan inspirasi bagi sebagian besar orang yang mengerti. Bukan karena efek kopi yang memang selalu nikmat disajikan di pagi hari. Bukan juga karena sepotong roti yang tersaji dengan selai cokelat sebagai isi. Pagi menyuguhkan suasana yang kaya akan ide dan motivasi. Kumpulan semangat yang terbentuk dari mimpi indah semalam masih terasa di benak masing-masing individu. Aku pun begitu. Entah bagaimana denganmu. Apakah kamu bermimpi atau tidak, tidurmu nyenyak atau tidak, aku tak pernah tahu. Karena setiap orang memiliki masalah yang berbeda. Jadi mari kita selesaikan bersama di pagi ini.
Aku jadi teringat bagaimana perjuangan para pemuda dalam usahanya menghasut golongan tua untuk segera melakukan proklamasi kemerdekaan dengan cara yang cukup radikal. Dan itu terjadi di pagi hari 16 Agustus 1945. Sukarni dan kawan-kawan bersiaga dini hari mencari kesempatan untuk membawa paksa dua tokoh bangsa dari golongan tua yang pagi hari itu sedang menjalankan ibadah sahur untuk puasa esok hari. Rengasdengklok menjadi jadi saksi kesungguhan anak negeri dalam usahanya untuk mencapai harkat dan martabat menjadi bangsa dan negara mandiri. Negara yang merdeka. Bebas dari segala bentuk kolonialis bertopeng saudara tua dari Asia.
Perubahan yang terjadi di pagi hari itu bukan hanya mengubah jalannya takdir seorang anak manusia, tapi mengubah seluruh elemen bangsa mulai dari tingkatan terendah sampai kasta termulia menjadi merdeka di atas tanahnya sendiri. Dan itu bukan hanya karena pagi. Tapi juga karena campur tangan dari Ilahi.
Itu sejarah bangsaku, negaraku. Negaramu juga kawan, atau mungkin bangsamu memiliki jalan cerita yang berbeda. Adakah semua perubahan diawali di pagi hari. Tolong ceritakan padaku kapan pun kamu bersedia. Agar aku punya referensi lain bahwa di dunia ini, pagi memang menjadi saksi menentukan bagi semua manusia dalam menyambut takdir yang telah ditetapkan oleh yang Maha Pencipta.
Dan aku pun teringat kisah epik lain yang juga terjadi di pagi hari. Di saat peluh, keringat, darah yang belum kering benar dari jubah perang para sahabatnya. Di saat luka goresan di rahangnya belum sembuh benar, masih terdapat sisa darah akibat peperangan yang baru saja usai, manusia terpuji di langit dan bumi ini mengerahkan semua sahabatnya yang juga masih terlihat lelah dan payah di waktu subuh, sebelum matahari menampakkan cahayanya. Tujuannya satu. Mengejar musuh-musuh Allah yang telah merasa pongah akibat kemenangan di bukit Uhud beberapa saat yang lalu.
Dibawanya semua sahabat yang ikut dalam perang di Bukit Uhud. Bukit yang Menjadi saksi pelanggaran para pasukan pemanah yang tergoda ghanimah. Bukit yang menyaksikan kematian Mushab bin Umair dan Hamzah bin Abdul Muthalib dan para syuhada yang berjihad fisabilillah. Dilupakan sejenak memori kelam yang selalu diingatnya dalam setiap munajat pada Rabb nya. Dikuatkan mental para sahabat-sahabatnya untuk menghadang laju musuh yang jumawa untuk menyerang Madinah.
Dia tidak menghadapi musuh secara fisik. Karena dia memahami kondisi sahabatnya yang belum pulih dan serba lemah. Ditempatkannya seluruh pasukan di Hamra’ul Asad sekitar sepuluh mil dari Madinah. Jarak yang dirasa cukup untuk mengadakan pertarungan satu lawan satu untuk mencegah musuh melangkahkan kudanya barang setapak menuju kota yang dicintainya.
Dibakarlah api unggun besar sebelum matahari terbit benar. Agar terlihat riuh ramai pasukan yang dibawanya. Dan Allah Maha Membolak-balikkan hati manusia. Dibuatlah musuh gundah kala kilatan api yang berkobar terlihat begitu besar dari tempat mereka berpesta pora. Dimasukkanlah rasa takut dalam hati mereka bahwa keponakan Hamzah akan menuntut balas dengan pasukan yang jumlah yang luar biasa banyaknya.
Musuh gentar, pesta pun usai, rencana maju menyerbu Madinah biarlah diselesaikan lain waktu. Ada hal yang perlu untuk diselamatkan terlebih dahulu. Mereka pulang. Masih dengan cerita kegagahan di Uhud. Masih dengan kepongahan yang menjadi ciri khas. Meskipun dalam hati mereka was-was. Khawatir pasukan nabi mengejarnya untuk menuntut balas.
Pagi selalu punya energi yang dahsyat. Yang tidak dimiliki oleh siang, senja, atau malam. Pagi selalu memiliki awalan yang baik. Karenanya, kita harus mampu memanfaatkan setiap pagi yang kita miliki untuk menjadi titik landasan sebelum membawa harapan kita terbang mengangkasa. Landasan yang baik akan mempercepat akselerasi pesawat kita menuju tempat tertinggi. Tempat tertinggi mampu mendekatkan semua harapan yang kita miliki kepada Tuhan. Karena Dialah yang Maha Tinggi.
Kau tahu, pagiku tidak selalu cerah. Aku sadari itu. Tapi aku tahu, bahwa pagiku akan selalu sama. Selalu menyegarkan untuk menikmati hembusan udaranya. Selalu menginspirasi apalagi ditambah secangkir kopi, tanpa sianida tentunya. Dan pagiku akan selalu sama. Karena Allah selalu bersamaku ketika pagi tiba. Dia yang menyadarkan aku dari tidur di malam hari, yang mengembalikan energiku setelah seharian bekerja menguras tenaga dan emosi. Dan aku selalu tahu apa yang harus aku lakukan di pagi hari ini, esok dan seterusnya. Aku hanya perlu lebih banyak bersyukur atas semua nikmat yang diberikan-Nya hari ini.

0 komentar: