Alhamdulillah Allah masih
kesempatan buat nulis di blog ini lagi. Udah cukup lama blog ini sepi
postingan. Padahal alamat domain udah pake nama sendiri, hehe mubazir jadinya. Paling
tidak, aku sudah berusaha buat mempopulerkan nama sendiri di mesin pencarian
internet. Lumayan hitung-hitung promosi diri sendiri ke orang banyak. Kali aja
ada yang minat kerjasama buat sekedar bikin proyek apa gitu yang bisa
bermanfaat. Hehehe..
Bicara soal proyek, aku jadi
teringat sebuah proyek di awal tahun 2016 lalu. Proyek untuk membuat sebuah
buku yang isinya terdiri dari tulisan beberapa orang sahabatku di sini. Mulanya
kami rajin menyetor tulisan setiap bulan via whatsapp, emali, dan fb. Tapi itu
hanya berlangsung beberapa bulan saja. Selebihnya kami disibukkan oleh
aktivitas dan kegiatan kami masing-masing. Aku sebagai penggerak dari proyek
itu merasa gagal karena aku termasuk yang tidak rutin menulis tiap bulan.
Ada saja halangan untuk menulis
sesuatu. Padahal inspirasi itu bisa datang tiap saat. Pengalaman yang dilalui
setiap hari juga sebenarnya bisa saja menjadi sumber tulisan. Tapi kembali lagi
rasa malas menghampiri. Alasannya bermacam-macam. Ketika mendapatkan pengalaman
seru di jalan, dan tergambar untuk bagaimana menuliskannya dalam beberapa kalimat,
seketika itu pula muncul rasa malas yang terwujud menjadi penguat alasan-alasan
yang pada akhirnya bisa menghilangkan niat untuk menulis itu hilang. Misalnya saja
seperti ini, ketika di jalan aku melihat kemacetan yang luar biasa panjangnya. Lalu
tiba-tiba ada pengendara motor yang seenaknya saja memotong jalur dari arah
kiri untuk memutar balik melintasi para pengendara motor dan mobil di sebelah
kanannya. Seketika itu pengendara yang lain menarik rem kendaraannya
masing-masing, bahkan ada beberapa pengendara motor yang terjatuh akibat ban
motornya slip. Jalan makin ramai. Kemacetan makin parah. Kejadian tersebut
sudah tergambar dengan jelas di depan mata. Dan sudah aku niatkan untuk menjadi
sebuah tulisan. Tapi kemalasan selalu menang. Yah dia selalu berhasil
mengalahkanku sejauh ini.
Rasa malas itu adalah penyakit
yang mampu menghambat laju perkembanganmu. Jadi jangan biarkan ia berlama-lama
menguasaimu. Ketika rasa malas mencoba menggoda di awal, maka kita hadapi
dengan semaksimal mungkin agar ia tak menguasai kita sampai akhir. Ketika rasa
malas mencoba masuk mencegahmu menyelesaikan apa yang sudah kamu impikan, maka
pikirkan alasan kuat yang sudah menyebabkanmu berjuang sampai tahap ini. Eh ternyata
ada loh ternyata doa untuk mencegah rasa malas.
اللَّـــهُمَّ اِنِّى اَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْحَـمِّ وَالْحَزَنِ وَاَعُوْذُبِكَ مِنَ الْعَجْـِز وَاْلكَسَلِ وَاَعُوْذُبِكَ مِنَ الْجُـبْنِ وَالْبُخْـلِ وَاَعُوْذُبِكَ مِنْ غَلَبَتِ الدَّيْنِ وَقَـهْرِ الرِّجَالِ.
Dari
Anas bin Malik ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan, kemalasan,
sifat pengecut, pikun, bakhil, dan aku berlindung kepada-Mu dari azab kubur dan
fitnah hidup dan mati.” (HR. Muslim) .
Tuh
coba, apa lagi alasannya yah kalau kita masih aja dikuasai rasa malas sampai
akhir. Iya nih aku sok-sok nasehatin segala yah. Padahal yang malas siapa, yang
sok bijak siapa. Sekarang udah gak jaman munafik depan orang banyak. Di sosmed
mah kita harus apa adanya. Tapi gak kayak ABG labil yang nunjukkin kejelekan
depan publik yah. Munafik yang dimaksud bukan berarti harus bangga nunjukkin
dosa depan orang banyak. Tapi yah minimal kita sendiri dulu lah yang belajar
mengamalkan apa yang kita omongin. Supaya sinkron. Bukan juga munafik seperti
film hantu asal negeri Jiran ya. Ada yang udah nonton?
Orang
bijak mengatakan kesuksesan itu biasanya diawali dengan kepayahan yang luar
biasa. Ada darah dan air mata. Ada pengorbanan yang tidak sedikit. Maka jangan
pikir kita bisa berhasil ketika tidak pernah mengawali sesuatu karena
dikalahkan oleh rasa malas tadi. Awalan yang baik dalam sebuah olahraga lompat
jauh bisa membawa atletnya melayang mencapai titik pendaratan terjauh. Tapi
tidak semua awalan yang baik bisa menjadi sebab akhir yang baik pula. Karena
dalam prosesnya, titik awal hanya berperan 10-20% saja untuk membantu seseorang
meraih akhir yang baik. Selebihnya ditentukan oleh kegigihan, usaha, kerja
keras dan keberuntungan.
Ada
yang suka menonton balapan Motogp? Saya termasuk salah satu orang yang cukup
rajin mengikuti perkembangan olahraga balap motor tersebut. Kita tahu bahwa
sang juara tidak selalu memulai balapan dari posisi terdepan. Tapi memang start
di posisi terdepan itu adalah sebuah keuntungan tersendiri bagi tiap pembalap.
Namun itu bukan menjadi penentu akhir dari sebuah balapan. Beberapa pembalap
pernah menjadi juara balapan dengan memulai start di posisi belakang. Mereka
menunjukkan bagaimana kerja keras, teknik, dan keberuntungan dalam setiap jalur
dan tikungan yang mereka lewati. Penonton terkadang dibuat terpana karena
beberapa atraksi mengagumkan dari masing-masing pembalap yang bersaing untuk
merebut posisi terdepan.
Memulai
setiap pekerjaan ada doanya. Bahkan kita disunnahkan untuk menyebut nama Allah
agar keberkahan selalu menyertai kita dalam kondisi apapun. Allah Yang Maha
Tahu mengerti bahwa awalan itu sangat penting. Makanya kita dituntun untuk
selalu memiliki niat yang baik dalam setiap perbuatan apapun yang kita
kerjakan. Karena niat yang baik itu lebih berarti daripada amalannya itu
sendiri.
Bisnis
yang berhasil adalai bisnis yang dimulai. Karena seseorang tidak akan pernah
berhasil hanya karena mempunyai segudang rencana brilian seputar bisnis tapi
tidak pernah memulainya. Kalian tentu tahu bagaimana perusahaan Google memulai
usahanya? Mereka membangun bisnisnya dari sebuah garasi rumah yang mereka sewa.
Sekarang kita lihat sendiri. Berapa aset yang dimiliki oleh Google saat ini.
Andai
kalian juga tahu bagaimana Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam
menyebarkan Islam di Mekkah? Keliling dari rumah ke rumah. Hanya dibantu dengan
cahaya remang, terkadang bahkan harus berakrab dengan gelap untuk mencegah rasa
curiga Abu Jahal dan komplotannya. Maka setiap awalan mempunyai cerita
tersendiri untuk hidup dalam kenangan.
Setiap
awalan bahagia, maka akan jadi pemicu semangat yang melimpah saat kita
mengingatnya. Setiap awalan yang menyedihkan, maka akan menjadi penguat jiwa
kita untuk terus bangkit dan mencapai titik tertinggi dalam setiap cita-cita
yang ingin kita wujudkan.
Awal
tahun hijriyah ini kiranya dapat menjadi sebuah momentum untuk kita melakukan
awalan-awalan baik untuk menuju kepada akhir yang baik pula. Jangan takut untuk
memulai. Karena setiap niat yang baik, pasti ada bantuan Allah yang mengiringi.
Entah dalam wujud apapun bentuknya. Ini sebenanya nasehat buat diri sendiri.
Tapi gak apa-apa ya kalo aku posting jadi tulisan di blog ini.
Selamat
Tahun Baru Hijriyah 1438 H
0 komentar:
Posting Komentar