Sekarang
dunia sosmed kita sedang dihangatkan seputar berita kontroversi bahwa gubernur
ibukota yang notabene memiliki keyakinan di luar Islam, tapi menyebutkan sebuah
surat dan ayat AlQuran dalam sebuah pernyataannya kepada rakyat yang
dipimpinnya sendiri. Anda pasti tahu sendiri surat dan ayat berapa.
Surat Al-Maidah
ayat 51 yang disebutkan oleh pak gubernur memang tidak dibacakan isi beserta
ayatnya. Tidak pula dibedah kajian perhurufnya berdasar ilmu nahwu untuk
mencari kesalahannya. Juga tidak dibedah secara asbabun nuzul (sebab turun :red) surat tersebut. Beliau hanya
mengomentari sikap orang muslim yang menggunakan dalil tersebut sebagai alasan
untuk tidak memilih dia kembali jadi gubernur.
Sikap dan
pernyataan yang keluar dari mulut seorang gubernur itu memang secara sepintas
tidak ada yang salah. Toh dalam video yang menampilkan cuplikan peristiwa
kontroversi tersebut, acara masih berlangsung tertib sampai akhir. Tidak ada
satupun masyarakat yang terganggu dengan pernyataan dari gubernur seputar ayat
tadi. Entah karena mereka tidak dengar, atau mungkin ada yang menolak dalam
hati namun tak berani disampaikan.
Pernyataan
tersebut seperti yang kita rasakan saat ini sudah sangat meluas efeknya. Rasa
sakitnya juga terasa di hati kita masing-masing. Kalau anda muslim, dan anda
tidak merasakan sakit hati atas pernyataan tersebut, maka silakan periksa
kembali hati anda. Seberapa jauh interaksi anda dengan AlQuran.
Sebagai warga
dunia maya, saya juga ingin menyampaikan pendapat yang terlintas di kepala,
terasa di hati, dan membuat jemari ini gatal untuk menyampaikannya lewat dunia
maya pula. Bukan caci maki yang ingin saya sampaikan di sini. Karena sudah
banyak yang mewakili, sudah banyak yang tersulut emosinya. Saya ingin mencoba
menyampaikan peristiwa kontroversi tersebut dari kacamata saya pribadi.
Peristiwa yang
terjadi di kepulauan seribu oleh gubernur ibukota ini semuanya sudah diatur
sedemikian rapi oleh Allah. Kenapa saya berkata demikian. Karena Allah ingin
manusia yang mengaku beriman untuk lebih banyak belajar alquran. Allah ingin
menunjukkan bahwa alquran sudah memperingatkan kita di surat Al Maidah ayat 51
ini. Tapi kita lupa. Kita belum tersadar. Dan masih ada sekitar 8 ayat lain
yang kurang lebih isinya mirip. Kalau saja Allah menakdirkan gubernur tersebut
menyebutkan 8 ayat lain beserta suratnya. Maka insya Allah akan lebih heboh dan
rame.
AlQuran adalah
mukjizat terbesar yang diberikan Allah kepada Nabi Muhammad. Ingin tahu kenapa
alasannya? Karena kandungan alquran berisi solusi bagi semua permasalahan
manusia. Jadi semakin dilawan, orang akan semakin penasaran. Kalau makin
penasaran. Maka akan semakin dikaji, diteliti dan diperdalam. Maka jangan
salahkan kami, kalau banyak ilmuwan yang justru pada awalnya benci dengan
Islam, kemudian masuk islam dengan kesadaran mereka sendiri karena meneliti
keajaiban yang terkandung dalam alquran. Gubernur DKI mulai gerah dengan efek
keajaiban AlQuran ini. Maka dengan kepanikannya sendiri, ia secara tidak
langsung telah membuka wawasan umat Islam tentang ayat yang diungkapkannya
tempo hari.
Kalau kita
berpikir jernih, sebenarnya kita mendapat keuntungan dari peristiwa kontroversi
tersebut. Surat Al Maidah tiba-tiba menjadi viral di internet.
Saya melakukan
sebuah percobaan. Dalam kondisi browser yang benar-benar bersih, saya mengetik al
di Google, maka surat almaidah ayat 51 menjadi salah satu hal yang tampil
di sana. Bersaing dengan nama alan walker di posisi pertama. Saya tidak tahu di
browser kalian seperti apa. Tapi setidaknya saya sudah melakukan hal tersebut
di dua browser yaitu Chrome dan Firefox. Dan hasilnya tetap sama. Hal ini bukan
terjadi secara kebetulan. Sudah ada yang mengatur peristiwa ini dengan
sedemikian rapi nya. Allah ingin kita belajar. Membuka kembali kitab tafsir.
Mencari ayat lain yang berkaitan dengan surat Al Maidah ayat 51. Allah ingin
membuka wawasan kita dengan peristiwa kontroversi ini.
Berkah atau musibah, semuanya anda sendiri yang menilai. Tapi tetap saja selalu ada hikmah
di balik setiap kejadian yang terjadi. Maka sebagai manusia yang mengaku
beriman kepada Allah, kita juga harusnya tahu bahwa Allah juga mengingatkan
kita dalam Surat An-Nahl ayat 125
“Serulah
(manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan
bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih
mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih
mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” (Q.S An-Nahl 125)
Kita pasti
kecewa. Emosi kita juga pastinya tersulut. Karena ini bukan lagi hal yang bisa
kita toleransi. Kesalahan ini sudah menyangkut prinsip hidup kita, akidah kita,
keyakinan kita. Lalu apa respon terbaik yang bisa kita lakukan?
Nabi Musa
‘alaihi salam memberikan contoh bagaimana bersikap menghadapi penguasa yang
zalim. Nabi Musa tidak pernah mengeluarkan sumpah serapah yang menghina seorang
penguasa yang mengaku dirinya Tuhan. Bahkan Nabi Musa diajarkan oleh Allah
untuk senantiasa berkata lemah lembut kepada Fir’aun seperti yang tertulis
dalam alquran surat Thaha ayat 42 sampai 44.
ٱذۡهَبۡ
أَنتَ وَأَخُوكَ بَِٔايَٰتِي وَلَا تَنِيَا فِي ذِكۡرِي ٤٢ ٱذۡهَبَآ إِلَىٰ فِرۡعَوۡنَ إِنَّهُۥ طَغَىٰ ٤٣
فَقُولَا لَهُۥ قَوۡلٗا لَّيِّنٗا لَّعَلَّهُۥ يَتَذَكَّرُ أَوۡ يَخۡشَىٰ ٤٤
“Pergilah
kamu beserta saudaramu dengan membawa ayat-ayat-Ku, dan janganlah kamu berdua
lalai dalam mengingat-Ku. Pergilah kamu berdua kepada Fir´aun, sesungguhnya dia
telah melampaui batas. Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata
yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut" (QS. Thaha: 42-44)
Sumpah
serapah yang kita ucapkan karena emosi sesaat tidak akan pernah membawa
manfaat. Tidak ada caci maki yang menghadirkan solusi. Yang ada justru menyulut
api emosi di kubu yang lainnya. Cukuplah kita emosi karena melihat kasus sidang
kopi di tivi tanpa harus kita tambah dengan kelakuan gubernur DKI yang satu
ini. Tak usah kita keluarkan semua yang ada di kepala. Apalagi yang ada di
taman safari. Karena ini dunia maya. Bukan kebun binatang. Jadi ketika ingin
berpendapat, berpendapatlah yang cerdas. Layaknya Nabi Ibrahim yang membuat
Raja Namrud malu dan terdiam ketika bingung menjawab pertanyaannya di hadapan
sebuah patung besar terkalungkan kapak dikelilingi serpihan puing patung-patung
kecil di sekitarnya.
Lebih baik
banyak bekerja daripada mengomentari. Karena kerja nyata akan mengubur komentar
negatif dengan sendirinya. Lebih baik mempersiapkan diri bertarung daripada
harus lari menyelamatkan diri ke atas gunung. Pertarungan era demokrasi adalah
perang nyata lewat opini. Semakin cerdas anda mengeluarkan opini. Semakin kecil
pula harapan DKI memiliki gubernur yang sama untuk kedua kali.
0 komentar:
Posting Komentar