Ilustrasi : https://thegeekhost.com/puisi-sahabat/ |
Hari ini saya menuangkan
narasi kembali. Setelah lama vakum mencari inspirasi. Atau lebih tepatnya
disibukkan dengan rutinitas yang tiada henti. Untuk mengawali narasi yang akan
saya bagikan, mari luangkan waktu sejenak untuk berdoa. Semoga narasi ini tidak
menjadi santapan basi untuk jiwa yang masih sepi.
Manusia mempunyai garis
waktu dan rezekinya masing-masing. Saya mempelajarinya dari peristiwa hidup
yang dialami oleh seorang teman. Teman karib yang sudah layak disebut saudara. Karena
perjalanan sejarah waktu yang pernah
dilalui bersama.
Dalam garis waktu itu kita
memiliki suka duka yang silih berganti hadir dalam kehidupan. Terkadang suka
itu datang lebih dahulu. Terkadang duka yang mengawali perjalanan hidup
masing-masing individu. Tugas kita adalah menjalani keduanya baik itu berupa
suka maupun duka untuk mencapai akhir yang kita idamkan bersama. Yaitu surga.
Maka malam itu menjadi
tempat pelepasan duka dan suka yang tergabung dalam setiap kepala. Setiap teman
memiliki isi kepala dan jiwa yang berbeda. Ada yang sedang dirundung gundah,
ada yang diliputi kecewa. Ada pula sisa kebahagiaan dan kenangan masa lalu yang
sepertinya tak pernah habis diputar untuk memunculkan tawa yang seirama.
Setiap manusia butuh media
pelepasan bagi setiap duka yang dimilikinya. Ada tiga tempat terbaik yang perlu
dimiliki untuk melepaskan rasa duka tersebut. Pertama adalah Sang Pencipta duka
itu sendiri. Kedua adalah keluarga. Dan yang terakhir adalah Teman Sejati.
Sang Pencipta selalu
meluangkan waktunya untuk setiap hamba yang ingin mengadu dan berkeluh kesah. Bahkan
untuk meminta segala hal yang selalu kita anggap payah. Sang pencipta selalu
siaga untuk menjadi tempat berteduh. Menaungi tiap tetesan air mata yang
bersimpuh. Ah sudah lama rasanya saya tak memanfaatkan kesempatan itu.
Keluarga adalah tempat
terbaik untuk melepas duka. Karena cinta yang tersalurkan tak pernah mengenal
istilah sirna. Keluarga adalah mentari yang tak pernah berhenti menghangatkan
relung jiwa. Mencairkan resah di dada. Menghidupkan gulita dalam hati tanpa
bersisa.
Teman sejati selalu mampu
menjadi solusi pelepasan duka yang efektif. Karena yang dihadirkan adalah
bentuk perhatian yang nyata bukan sekedar fiktif. Bukan sekedar amin dan like
di dunia maya, namun kosong tanpa arti di kehidupan nyata. Teman sejati selalu
mampu menyajikan tawa dalam setiap momen kebersamaan yang dilalui. Dan selalu
memberikan energi positif saat berjumpa. Bukankah dalam prinsip matematika
sesuatu yang negatif akan menghasilkan energi positif apabila memiliki nilai
yang sama. Teman sejati selalu bisa menempatkan dirinya seperti itu. Teman
sejati hanya perlu menyamakan nilai rasa. Karena rasa selalu berkata sesuai
kenyataan yang ada.
Pada saat yang sama, kita
juga berbagi cerita tentang masa lalu, masa kini, dan masa depan. Dan sesaat
itu pula kita sadar bahwa kita semakin menua. Usia yang bertambah, pola hidup
yang berubah, dan target yang tak kunjung sudah. Rekreasi jiwa dalam sekali
waktu ternyata ada manfaatnya. Karena setiap jiwa butuh pelepasan ekspresi yang
tidak setiap saat bisa ditangkap oleh lawan bicaranya. Dan di sanalah fungsi
teman sejati.
Karena teman sejati tak akan pernah pergi. Mereka akan selalu hadir di dalam hati meskipun pada saat yang sama, raga tak memungkinkan untuk berinteraksi.
0 komentar:
Posting Komentar